Kamis, 07 Januari 2016

Embargo Ekonomi

Embargo adalah pelarangan perniagaan dan perdagangan dengan sebuah negara. Kata ini umumnya digunakan dalam perniagaan dan politik internasional
Embargo dideklarasikan oleh sekelompok negara terhadap negara lain untuk mengisolasikannya dan menyebabkan pemerintah negara tersebut dalam keadaan internal yang sulit. Keadaan yang sulit ini dapat terjadi akibat pengaruh dari embargo yang menyebabkan ekonomi negara yang dilawan tersebut menderita karenanya.

Embargo biasanya digunakan sebagai hukuman politik bagi pelanggaran terhadap sebuah kebijakan atau kesepakatan. Salah satu contoh embargo adalah yang pernah diterapkan
 
Amerika Serikat terhadap Indonesia dari tahun 1999 hingga 2005 dalam hal pengadaan senjata militer akibat pelanggaran HAM yang dilakukan ABRI di Timor Timur.

Dampak Pemberlakuan Embargo Bagi suatu Negara

Menjaga perdamaian dan keamanan internasional merupakan tugas utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dimuat dalam Piagam PBB. Ada beberapa jenis langkah yang dapat diambil oleh PBB, khususnya Dewan Keamanan, untuk menjaga perdamaian serta keamanan internasional tersebut, misalnya dengan menjatuhkan sanksi embargo. Kudeta militer dan kekacauan politik yang terjadi di Haiti pada tahun 1991 dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan di wilayah Haiti sendiri dan juga akan mempengaruhi perdamaian serta keamanan internasional. Karena itulah Dewan Keamanan memutuskan untuk menjatuhkan sanksi embargo terhadap Haiti melalui beberapa resolusi yang dikeluarkannya. Sayangnya, sanksi embargo tersebut tidak memperbaiki situasi politik dan sosial di Haiti. Berbagai macam implikasi yang merugikan harus dialami penduduk Haiti. Implikasi- implikasi yang terjadi antara lain kehilangan pekerjaan, tidak adanya penghasilan, kekurangan gizi, tingginya harga obat dan biaya transportasi yang akhirnya menyebabkan kematian, kurangnya hak untuk memperoleh pendidikan, terbatasnya hak untuk berkumpul dan memperoleh informasi, serta rusaknya lingkungan karena penebangan pohon yang terus berlanjut.

Baik juga bila para pendukung aksi pemboikotan ekonomi melihat bagaimana dampak pemberlakuan embargo dalam penyebarluasan demokrasi. Dari lima daratan Asia di mana kebebasan (demokrasi) merebak dalam dekade silam, tak satu pun di antaranya yang terkena sanksi. Pakistan, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand dulunya teman dekat AS, di mana adidaya ini tak mengharapkan adanya ketidakstabilan.

Lebih jauh lagi juga terlihat, bahwa sanksi hanya memainkan peranan kecil dalam membawa kebebasan di blok Soviet. Saat itu tak ada boikot yang diarahkan ke kening Mikhail Gorbachev saat ia memutuskan inilah saat bagi glasnost. Ketika gelombang demokrasi juga melanda Amerika Latin, embargo hanya diterapkan di sejumlah kecil negara. Di beberapa negara - Kuba di bawah Fidel Castro, Panama di bawah Jenderal Manuel Noriega, Haiti di bawah Jenderal Raul Cedras - AS merasa sanksi tak bekerja cukup cepat, hingga adidaya ini melancarkan, mendukung atau mengancam melakukan, invasi.

Mengatakan semua itu memang tidak berarti menyangkal efek positif embargo ekonomi, yang memang membantu mengakhiri apartheid di Afrika Selatan, mundurnya Vietnam dari Kamboja, dan kesediaan Serbia menerima perdamaian di Bosnia.

Tetapi kalau sanksi dimaksudkan untuk meminta pemerintah meriskir kekuasaan atau sebaliknya memberikan pada rakyat hak untuk bisa mengganti pimpinannya, sebagai esensi demokrasi jarang sanksi memperlihatkan khasiatnya. Embargo PBB berhasil memaksa Saddam Hussein untuk mengizinkan inspektur senjata pemusnah massal menjalankan tugasnya. Tetapi Saddam sendiri masih terus berkuasa dan menerapkan kebijakan yang oleh Barat masih dianggap menindas orang yang menentangnya.

Contoh Embargo


Embargo Amerika atas Indonesia dalam hal persenjatan:
Dampak embargo Amerika Serikat atas perangkat militer yang berkategori mematikan (lethal weapon) sejak tahun 1999 cukup menyulitkan Indonesia. Berbagai pesawat tempur TNI Angkatan Udara (TNI AU) terpaksa digudangkan. Mobilitas pasukan, khususnya Angkatan Darat (AD), menjadi amat terbatas karena kekurangan suku cadang alat transportasi. Pemerintah mendapat kesulitan dalam memenuhi kekuatan minimal (minimum essential force) yang dibutuhkan TNI.

Contoh sanksi yang dijatuhkan melalui lembaga internasional adalah sanksi terhadap Italia pada tahun 1935 melalui ketetapan LBB, dan sanksi terhadap Rodesia pada tahun 1968 melalui ketetapan Dewan Keamanan. Demikian juga sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat melalui PBB terhadap Libiya pada tahun 1992 disebabkan tuduhan terhadap warga Libiya atas peledakan pesawat Pan Am di atas Lockerby di Scotlandia pada tahun 1988. Juga sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan Eropa terhadap Libiya pada tahun 1986 atas dasar tuduhan bahwa Libiya mendukung kelompok-kelompok teroris. Juga sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat melalui PBB terhadap Irak dalam satu embargo yang terkenal pada tahun 1990-1991, yaitu setelah usai perang teluk pertama.

Embargo dan Kemandirian Bangsa


Indonesia merupakan negara yang kaya dan memiliki segalanya yang tidak dimiliki oleh negara lain. Kalau kita kaji lebih lanjut sebenarnya dunia lah yang membutuhkan Indonesia bukan sebaliknya Indonesia yang membutuhkan dunia.

“Indonesia doesnt need the world, but the world need Indonesia.”
“Everything can be found here in Indonesia, you dont need the world.”

Lihat saja bagaimana negara lain membutuhkan hutan Indonesia yang menghasilkan oksigen dalam jumlah besar bagi dunia. Sebenarnya negara lain takut untuk mengembargo Indonesia karena mereka takut Indonesia akan mandiri, seharusnya kita lah yang mengembargo diri kita sendiri dengan membeli hasil – hasil produksi dalam negeri, lebih mencintai produk dalam negeri. Kita saat ini memerlukan kembali gerakan nasional 'Aku Cinta Produk Indonesia'.

Di bagian dunia lain kita menyaksikan juga bagaimana embargo atau 'pengucilan' yang berlangsung lama telah menghasilkan critical mass untuk menumbuhkan kemandirian suatu bangsa. Afrika Selatan, Republik Rakyat Cina dan Taiwan merupakan contoh yang mengesankan. Negara-negara tersebut telah menguasai beberapa teknologi dan dapat bersaing dipasar global. Dasarnya adalah kekuatan techno-nasionalism yang tangguh dan berkelanjutan.


referensi: 
https://id.wikipedia.org/wiki/Embargo
http://vieviani.blogspot.co.id/2009/11/embargo.html