Rabu, 11 Februari 2015

Ponsel Rakitan, Antara Harapan dan Tantangan

Pertama kali mendengar konsep ponsel modular (rakitan) yang diperkenalkan oleh sekelompok orang yang tergabung di Phoneblocks 2012 lalu, para pakar industri maupun penggemar teknologi banyak yang skeptis apakah konsep itu bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar mimpi.

Meskipun terdengar mengesankan, bisa menggonta gant beberapa bagian, tapi ada rintangan teknis yang nyata. Yang pasti, membuatnya tidak terlalu besar dan kokoh adalah PR besar. Dan siapa lagi kalau bukan Google yang merubah mimpi itu menjadi kenyataan.


Oktober 2013, Motorola mengumumkan Project Ara, platform modular yang dijanjikan akan mengubah cara berpikir kita tentang hardware smartphone. bahkan setelah mengungkapkan bahwa Motorola akan dijual ke Lenovo, Google tetap mempertahankan Project Ara dan mengumumkan bahwa proyek tersebut akan berada di belakang Google.

Apa manfaat ponsel rakitan bagi konsumen dan industri.?

Rabu, (14/1), di Project Ara Developers Conference yang berlangsung di Mountain View, Google mengumumkan Spiral 2. Ini akan menjadi versi komersial pertama ponsel rakitan Google. Konferensi berikutnya akan dilaksanakan pada 15 April mendatang dan akan membahas lebih detail. Google juga berencana akan mengenalkan tiga model ponsel rakitan termasuk 6 modul smartphone layar kecil dan sedang dan 9 modul phablet. Tapi mengapa kita begitu tertarik pada Project Ara? Apa manfaatnya bagi konsumen dan industri mobile.?

Google pernah mengatakan bahwa , platform ponsel rakitan bisa menjadi sempurna untuk membawa teknologi smartphone  bagi orang-orang yang tidak mampu membeli ponsel high-end. Bulan lalu, kepala Project Ara Google Paul Eremenko mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk melepaskan Ara dalam bentuk dasar yang cukup murah seharga 50 dollar AS, memberikan konsumen cara membeli perangkat dengan mencicil untuk memberi perangkat tambahan seperti kamera, konektivitas selular, RAM yang lebih besar dan fitur lain tanpa harus membayar didepan.

Manfaat lainnya memungkinkan orang untuk menyesuaikan perangkat dengan kebutuhan individu mereka sendiri, seperti halnya membeli PC rakitan. Dan ini sangat cocok bagi para pengguna yang hobi upgrade yang saat ini hanya terbatas pada software saja.

Ponsel rakitan juga bisa mengurangi limbah dari bangkai ponsel.Perangkat modular bisa disimpan seperti halnya mainan Lego. Bahkan bisa diperjual belikan. Jadi bukan tidak mungkin akan lebih banyak orang yang menjual modul kamera bekas daripada ponsel utuh.

Bagaimana dengan layanan purna jual pelanggan.?


Penanganan layanan purna jual ponsel rakitan tentu sangat berbeda dengan ponsel biasa. Jika ponsel biasa yang mengalami kerusakan dalam masa garansi maka itu menjadi tanggung jawab pihak produsen secara keseluruhan. Sedangkan untuk ponsel rakitan bisa jadi terpisah.

Para pengembang modul bisa membangun layanan purna jual sendiri atau untuk lebih mudahnya menggandeng penyedia jasa layanan pelanggan. Ini merupakan peluang bagi penyedia jasa layanan pelanggan.

Sebab, masalah yang timbul belum tentu karena salah satu modul saja, bisa jadi ada masalah lain terkait sistem. Untuk itu dibutuhkan layanan yang terintegrasi agar konsumen lebih mudah menyelesaikan masalahnya. Yang pasti, konsumen harus tetap mendapatkan hak garansi nya sesuai ketentuan yang berlaku.

Intinya adalah bahwa Project Ara bisa menghapus beberapa masalah yang bisa kita hadapi sekarang ini. Misalnya, jika kamera tidak bekerja dengan baik, tidak perlu membawa ponsel utuh, kecuali dalam kasus-kasus lebih rumit.

Perlu standarisasi


Meskipun ponsel rakitan bisa diklaim sebagai platform DIY (do it yourself), ini bisa menjadi lebih kaku. Produsen seperti Samsung, Sony, LG dan HTC bisa dengan mudah memperkenalkan platform modular mereka sendiri..

Bayangkan jika Samsung Galaxy S yang memiliki spesifikasi standar tertentu, anda bisa mengganti dari 1080p menjadi 2K, atau mengganti kamera 13 megapiksel menjadi 20 megapiksel dari brand lain. Belum lagi jika anda bisa menambah RAM atau upgrade processor.?

Jika saja ponsel rakitan menjadi begitu popular dan para masing-masing pabrikan memilih mengembangkan platform modular nya dengan bentuk yang berbeda-beda, maka ponsel rakitan tentu menjadi lebih kaku dan menjadi lebih terbatas untuk kustomisasi. Lain halnya jika mereka sepakat untuk menentukan model yang universal, meski rasanya tidak mungkin.

Sekarang saja diketahui bukan hanya Google yang mendorong lahirnya ponsel rakitan. Setidaknya ada tiga perusahaan lain yang ikut mengenalkan konsep ponsel modular ini.

Soal standarisasi, tentu akan tercipta dengan sendirinya. Meskipun masing-masing brand mengembangkan platform nya masing-masing, penguasa pasarlah yang bakal banyak dipilih oleh pada pengembang moudul.


Google Paling Siap

Untuk saat ini, Google yang paling serius dengan konsep ponsel rakitan. produk pertama project Ara sudah diperkenalkan. Mengambil nama Spiral 2, spesifikasinya meliputi layar 720 x 1280, dua processor Marvell PXA1928 dan NVIDIA Tegra K1, sebuah kamera 5MP dan akan menampilkan konektivitas 3G, Wi-Fi dan Bluetooth.

Perangkat ini memiliki 11 modul yang bekerja saat ini, Google berharap bisa mencapai 30 di akhir tahun. Dan akan ada modul yang menawarkan untuk meningkatkan kamera dan satu lagi untuk menampilkan konektivitas 4G LTE.

Spiral 2 akan ditawarkan di Puerto Rico pada akhir tahun ini di mana tempat tersbut dinilai memiliki keuntungan untuk uji coba, pasar yang kecil, tapi terhubung ke AS ini akan memungkinkan Google untuk bekerja dengan FCC pada proyek ini sebelum diluncurkan secara luas. Saat ini sudah ada pembicaraan untuk Spiral 3 yang akan memiliki baterai tahan lama dan konektivitas 4G LTE.

Secara umum, semua produk Project Ara akan mulai dipasarkan di tahun depan, tapi apakah ambisi Google ini bisa mengubah perkembangan industri ponsel secara keseluruhan, kita tunggu saja.

Source:
/lsk
tabloid-pulsa