3.1 Pengertian Cinta Kasih
Cinta
adalah rasa suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa)
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.
Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada
seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun
terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian
mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber
dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia,
sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga
dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi
yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia
dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti
perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan
kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain
kecuali dengan dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan
dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu,
saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan
sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risi, pinjam
meminjam baju, saling memakai uang tanpa merasa berhutang, tidak saling
menyimpan rahasia dan lain-lainnya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu
adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak
bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada
ketereikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraan kurang. Cinta
seperti itu mengandung kesetiataan yang amat kuat, kecemburaannya besar, tetapi
dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar, karena tidak ada
kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat
karib atau saudara kandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada
gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada
hal-hal lain dari pada partnernya. Cinta juga dapat diwarnai dengan kemesraan
yang sangat menggejolak, tetapi unsur keintiman dan keterikatannya yang kurang.
Cinta seperti itu dinamakan cinta yang pincang.
Di dalam kitab suci Alquran, ditemukan adanya fenomena cinta
yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan
: tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut di atas adalah
berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’alla dalam surah at-Taubah ayat 24
yang artinya sebagai berikut :
Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,
istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah
lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalanNya, maka
tunggulah sampai Allah mendantangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah
dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang
tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat harta dan tempat tinggal.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energi yang datang dari
perasaan hati dan jiwa. Ia timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya,
aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta,
kasih sayang dan kesetiaan diantara mereka, semakin akrab.
Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina
dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu adalah cinta rendahan. Bentuknya
beraneka ragam misalnya :
- Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan. Dalam surat Al-Baqarah, Allah berfirman : dan diantara manusia, ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah,
- Cinta berdasarkan hawa nafsu
- Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada
orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal.
3.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
V Cinta Menurut Agama Islam
Menurut Al-Qur'an cinta terbagi menjadi 8 jenis,
yaitu:
- Cinta Mawaddah: yaitu cinta yang menggebu-gebu dan
membara. Orang yang memiliki cinta jenis ini inginnya selalu berdua dan
tak ingin berpisah. Selalu ingin memuaskan dahaga cintanya bahkan hampir
tidak bisa berfikir yang lain.
- Cinta Rahmah: yaitu cinta yang penuh akan kasih sayang,
pengorbanan dan perlindungan. Orang yang memiliki cinta ini akan lebih
memikirkan orang yang dicintainya daripada dirinya sendiri. Dipikirannya
yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meskipun ia harus menderita.
- Cinta Mail: yaitu cinta yang sementara sangat membara. Dan
sangat menyedot perhatian tanpa memperhatikan hal-hal penting lainnya. Menurut
Al-Qur'an disebut juga dalam konteks poligami. Karna ketika sedang jatuh
cinta kepada yang muda akan cenderung mengabaikan yang lama.
- Cinta Syaghaf: yaitu cinta alami yang sangat mendalam dan
sangat memabukkan. Orang yang terkena cinta ini akan seperti orang gila,
lupa diri bahkan tidak menyadari apa yang dilakukannya.
- Cinta Ra'fah: yaitu rasa kasih sayang yang melebihi norma
kebenaran. Misalnya: karna rasa kasih sayang dan kasihan yang berlebihan
melihat anaknya tidur terlelap seorang bapak tidak tega dan tidak jadi
membangunkan anaknya untuk Sholat.
- Cinta Shobwah: yaitu cinta buta, cinta ini akan mendorong
perilaku menyimpang dan tidak akan bisa mengelak.
- Cinta Syauq (Rindu): yaitu pengembaraan hati kepada kekasih dan
kobaran cinta didalam hati sang pecinta.
- Cinta Kulfah: yaitu perasaan cinta yang disertai kesadaran
akan hal-hal positif meski itu sulit.
3.3 Kasih
Sayang
Makna Kasih Sayang
Kata kasih
dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap
insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang
sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda
kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang
terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain.
Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.
Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.
Kekuatan Dari Kasih dan Sayang
Kasih,
sayang dan cinta. Itu semua adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada
kita semua. Tujuannya untuk menciptakan kehidupan damai di dunia agar selalu
diliputi dengan ketentraman. Untuk itulah setiap orang perlu mengerti makna
kasih sayang agar bisa saling menghargai kepribadian dari orang lain, meski dia
punya perbedaan dengan kita.
Karena dari sinilah akan tercipta keharmonisan yang aman serta penuh kemesraan. Setelah itu akan muncul daya cipta yang terwujud dalam bentuk cinta, baik cinta kepada sesama manusia, lingkungan dan Sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Karena dari sinilah akan tercipta keharmonisan yang aman serta penuh kemesraan. Setelah itu akan muncul daya cipta yang terwujud dalam bentuk cinta, baik cinta kepada sesama manusia, lingkungan dan Sang Maha Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
3.4 Pengertian Kemesraan
“Kemesraan berasal dari kata dasar ‘mesra’,
yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupaun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta
yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.
Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan
bakatnya.”
Mesra tidak hanya untuk orang yang sudah berumah
tangga atau berpasangan saja, tetapi juga bisa dilakukan kepada orang tua,
saudara, dan teman. Karena mesra juga merupakan bentuk kasih sayang, hanya saja
mungkin caranya yang berbeda antara bermesraan dengan orang tua dan dengan
pasangan.
Mesra bisa dilakukan kepada siapa saja, dimana saja,
dan kapan saja. Berikut adalah beberapa contoh kemesraan, yaitu:
- Antara suami-istri melakukan hubungan intim,
- Antara ibu yang memberi kasih sayang kepada
anaknya,
- Antara sahabat yang memberi pelukan di saat
sahabatnya sedang sedih,
- Antara tangan yang berjabat dalam sebuah
pertemanan.
3.5 Pengertian
Pemujaan
Pemujaan
adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi.Pemujaan
dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada
agama tertentu dan kepercayan yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur
adalah suatu kepercayaan bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki
kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup.
Pada
garis besarnya pengertian pemujaan mencakup dua aspek, yaitu antara yang memuja dan yang dipuja. Dalam hal puja memuja, dapat di golongkan menjadi
beberapa bagian yakni:
- Puja memuja antar sesama manusia: Pada hakekatnya manusia memuja manusia lainnya disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain pemujaan yang berkaitan dengan perasaan jatuh cinta hingga menyebabkan terjadi perubahan sikap, perilaku, tutur kata, dan hal-hal yang menimbulkan perubahan itu sebagaimana layaknya jatuh cinta.
- Manusia memuja alam: Manusia memuja alam mengandung dua hal di dalamnya: pertama alam dipuja oleh manusia dengan maksud agar alam bersikap ramah dan bersahabat. Alam ditempatkan sebagai suatu bagian dengan diri manusia. Alam yang memiliki dua kekuatan kesejaga dan (siang dan malam) juga memiliki empat potensi alamiah (tanah, air, api, dan angin) eksistensinya dijabarkan kedalam satu metafora simbolis yang terwakilkan di dalam diri manusia. Agar alam dapat bersahabat, maka diperlakukan pemujaan oleh manusia melalui perbuatan ritual. Kadar ritualnya senantiasa di tentukan oleh kesempurnaan dalam satu cara pemujaan, lengkap dengan peralatan yang berfungsi sebagai simbol. Setiap simbol selalu mewakili berbagai aspek dari aktifitas tingkah laku manusia.
- Manusia memuja benda: Pada hakekatnya benda (materi) sangat di butuhkan dalam kehidupan manusia, sepanjang benda itu bukan merupakan tujuan akhir. Pemujaan manusia terhadap benda secara berlebihan pasti akan mengundang kamelut. Karena benda beralih fungsi dari peranannya sebagai alat perpaduan hidup berubah menjadi sesuatu yang dipuja dan dipertuhan selama masih mampu untuk mengakumulirnya.
- Manusia memuja dewa: Hal ini termasuk dalam lingkup keyakinan berkepercayaan (khususnya agama-agama samawi). Namun demikian keyakinan berkepercayaan seperti itu tak perlu diganggu gugat, bahkan sebaliknya harus di hargai karena keyakinan berkepercyaan sebagaimana di maksud adalah milik orang lain. Dikalangan masyarakat India pemujaan terhadap dewa dikaitkan dengan sistem kasta, sehingga menyebabkan timbulnya strata sosial yang terbagi-bagi dalam penggolongan. Untuk itu, perlu dipahami penggolongan kelompok masyarakat di India berdasarkan sistem kasta, berbeda dengan sistem kelas-kelas dalam masyarakat ciptaan Karl Marx.
- Manusia memuja Tuhan Yang Maha Esa: Pemujaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa pelaksanaannya berbeda-beda sesuai dengan agama yang diyakini oleh setiap kelompok masyarakat. Dikalangan masyarakat yang beragama islam khususnya, pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diatur berdasarkan dengan syariat yang bersumber dari Al-Qur’an dan diperjelas teknis serta cara pelaksanaannya melalui hadits Rasulullah. Bahkan dengan kekhususan pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dan semata-mata untuk dipuji hanya Allah.
3.6 BELAS KASIH
Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Dalam surat Al
–Qolam ayat 4,” maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena
belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi
sangat di pujikan oleh Allah Subhanahu Wa’taala.”
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahklak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah Subhanahu wa’taala.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahklak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah Subhanahu wa’taala.
3.7 Pengertian Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campur-baurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai seorang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainnya.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelai nya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional dan spontan.
Dengan demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.