Kamis, 03 Juli 2014

[I.B.D] Manusia dan Kebudayaan

1.1.MANUSIA
Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain, manusia merupakan mekhluk biologis yang tergolong makhluk mamalia(biologi). Dalam ilmu sosial, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan dan memperhitungkan setiap
kegiatan, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri, makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan, makhluk yang berbudaya.

Dari definisi-definisi diatas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat dipandang dari banyak segi, juga mempunyai banyak kepentingan.

Ada dua pandangan yang akan dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur yang membangun manusia.
1. Manusia itu terdiri dari 4 unsur yang saling terkait, yaitu :
a). Jasad: Badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, dan dapat menempati ruang dan waktu.
b). Hayat : Mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c).  Ruh : Bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d).  Nafs : Kesadaran tentang diri sendiri.

2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
a). Biologis: Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
b). Ego : Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali  dibedakan, seringkali disebut sebagai kepribadian eksekutif. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara nyata berhubungan dengan lingkungannya.
c). Superego : Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kita-kira pada usia lima tahun. superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.

Dari uraian di atas dapat mengkaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unsur-unsur manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan terhadap nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh Id dibanding super ego-nya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk dan bertubuh pendek berani tampil ke muka umum,
dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (kesadaran diri) yang dimiliki oleh manusia. Kesemua unsur tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.


1.2. HAKEKAT MANUSIA

Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap, jiwa yang terdapat didalam tubuhnya tidak dapat dilihat maupun diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

Makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh
Penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal manusia, mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan. kebaikan atau sebaliknya.

Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau biokimia. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi :
kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan
sebagainya.


1.3 PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian sukar sekali untuk mendapatkan pembatasan pengertian atau definisi yang tegas dan terinci yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya termasuk dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari. kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “Segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya.”

Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang
sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material,
seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.

1.4. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Yang dimaksud dengan unsur disini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya. Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan.

C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture
mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat
kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh
dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang
lain melalui bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila
pengetahuan itu dibekukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia secara umum terus meningkat

5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarmya
yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya dari pada binatang.

6. Bahasa.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa tulisan.

7. Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aestetieus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian,

1.6. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusiaWujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganut nya. atau dengan perkataan lain. dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan.

2. Kompleks aktivitas: Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau di observasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan. serta bergaul satu dengan yang lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

3. Wujud sebagai benda: Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak.


1.7. PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki
bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan.
antara lain aturan-aturan. norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan.
juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian). dan bahasa.

Tidak ada kebudayaan yang statis,semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.Artinya,karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.

Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:

  1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
  2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka. yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaanbaru diantaranya:

  1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
  2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus di sensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
  3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
  4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
  5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.


1.8. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan. dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.

Dari sisi lain. hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara
dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Maksudnya saling terkait satu sarna lain.


Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif. yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi. yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Manusia yang kehilangan nilai–nilai kebudayaan akan hidup dengan kebiasaan yang jauh dari cerminan kebudayaan bangsanya. Contoh saja pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sering kali masyarakat tidak menggunakan bahasa secara baik dan benar, lalu cenderung menggunakan bahasa yang dianggap modern Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion.